Tugas
Kajian Birokrasi dan Politik
Oleh:
Leo Agung Kurniawan – 071211133039 – Ilmu Administasi Negara
Rabu,
19 Maret 2014 bertempat di Aula Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Airlangga, diadakan kuliah umum bertemakan “Policy Priorities
Indonesia’s Next President”. Melihat dari tema yang ditentukan, kuliah umum ini
diselengarakan mengingat akan adanya pemilihan umum pada tahun 2014 tepatnya
pada 9 April untuk tingkat legislatif dan bulan Juli untuk pemilihan presiden.
Kuliah umum ini mendatangkan seorang mantan kepala ekonom Bank Dunia, Vikram
Nehru. Dalam kunjunganannya ini di Universitas Airlangga, beliau mengungkapkan
10 prioritas bagi presiden Indonesia.
Sepuluh
proiritas yang disebutkan oleh Vikram Nehru yang pertama adalah Infrastruktur.
Beliau mengatakan Indonesia saat ini hanya menganggarkan sekitar 3 persen dari
total Produk Domestik Bruto (GDP) untuk infrastruktur. Ini tidak cukup, minimal
harus lebih dari dua kali lipat. Negara-negara maju seperti AS rata-rata
menganggarkan 10 persen dari GDP untuk infrastruktur, India saja 7 persen.
Prioritas kedua menurut Vikram Nehru adalah perbaikan ketenagakerjaan.
Pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa melaju lebih cepat lagi bila tidak disertai
penyediaan lapangan kerja yang cukup. Selain itu pemerintah juga harus
meningkatkan kualitas pekerja, bagaimana memperbanyak pelatihan bagi pekerja
yang berketerampilan rendah di sektor informal untuk menjadi pekerja ahli di
sektor formal. Prioritas ketiga menurut Vikram Nehru adalah perbaikan
pendidikan di Indonesia. Ini terkait dengan penyediaan para pekerja yang
terampil, dimana mereka harus dibekali dengan kualitas pendidikan yang bagus,
tidak saja di tingkat dasar dan menengah namun juga sampai tingkat perguruan
tinggi. Prioritas keempat adalah pemberantasan korupsi. Selain mendukung
penguatan kewenangan dan kualitas Komisi Pemberantasan Korupsi, pemimpin yang
baru juga harus konsisten menciptakan mekanisme pencegahan korupsi di tingkat
birokrasi. Salah satu cara adalah menerapkan sistem e-government, yang membuat
birokrasi jadi lebih efisien dan transparan. Prioritas kelima adalah mendorong
pertumbuhan manufaktur. Manufaktur produktivitas
di negara berkembang cenderung untuk mengejar ketinggalan dengan cepat dengan
di negara maju, dan ini membuat manufaktur pendorong kuat pertumbuhan. Prioritas
keenam meningkatkan kesetaraan bagi kaum perempuan di berbagai sektor.
Prioritas ketujuh adalah mengurangi ketimpangan. Seperti di negara-negara Asia yang berkembang pesat
lainnya, ketimpangan pendapatan di Indonesia telah naik dalam dekade terakhir. Alasan utama adalah ketimpangan
meningkatnya kesempatan untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, keuangan, dan sistem peradilan. Prioritas kedelapan menciptakan
keseimbangan alam dan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan kata lain
bagaimana cara untuk mengelola sumber daya alam yang telah ada. Prioritas kesembilan
adalah harus lebih bijak dalam mencermati perimbangan kekuatan di skala
regional dan global, terutama terkait dengan bangkit China dan fokus AS atas
Asia. Prioritas terakhir adalah bidang pertahanan dan keamanan, Nehru juga
melihat Indonesia belakangan ini menambah maupun memperbarui alat utama sistem
persenjataan. Namun ini bukan berarti Indonesia harus bisa bersaing dengan
China, yang paling agresif memperkuatan persenjataannya setelah AS. Indonesia harus mengembangkan
alutsistanya secara pintar.
Share Ilmu Yang Bermanfaat
ReplyDelete